Prospek Indonesia 2030

Written By Dimas Dzikrul amin on Kamis, 19 Januari 2012 | 06.20

Prospek Indonesia 2030
        Di tengah hiruk-pikuk permasalahan yang melilit bangsa Indonesia pada khususnya, bahkan dunia saat ini pada umumnya, banyak hal menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh komponen bangsa baik pimpinan nasional maupun masyarakatnya. Hal ini menjadi penting, dimana salah satunya adalah mendorong untuk mengedepankan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai penjembatan dan skala prioritas guna peningkatan daya saing bangsa dalam kancah peningkatan ekonomi dan pergaulan dunia.
Indonesia sendiri, saat ini masih marak di ributkan dengan isu politik dan ekonomi, baik sebagai pembicaraan sehari-hari masyarakat maupun di media-media. Ini menjadikan sains dan teknologi, atau lebih dikenal dengan sebutan Iptek, seperti jatuh dalam skala nonprioritas. Pencerminan isu Iptek itu rendah dilihat dari rendahnya dana riset, yang masih di bawah 0,1 persen pendapatan domestik bruto pada 2009, dunia ilmiah Indonesia masih belum bisa merebut perhatian di kancah dunia.
Minimnya anggaran, bukan dijadikan kambing hitam didalam menumbuhkan Kekuatan Iptek, akan tetapi yang dibutuhkan adalah kesepakatan dan komitmen pimpinan nasional beserta masyarakat itu sendiri didalam menjawab tantangan. Didalam era globalisasi yang tengah dihadapi saat ini, masalah mengedepankan Iptek dapat diselesaikan lewat kemitraan yang didasarkan kepada kepentingan bersama, rasa saling menghargai, dan prinsip keadilan dan kemajuan yang sama-sama dimiliki.
“Ilmu Pengetahuan dan Teknologi memiliki peran penting dalam menghadapi berbagai tantangan yang kita hadapi saat ini - dari perubahan iklim hingga pelestarian keaneka ragaman biologis. Terlebih lagi, pengetahuan dan Inovasi akan menjadi bahan kemakmuran ekonomi di abad ke 21”, ujar Dubes Amerika dalam membacakan sambutan pribadinya Presiden Obama dihadapan para ilmuwan Indonesia di Auditorium Gedung Graha Widya Bhakti Puspiptek, Serpong pada tanggal 20 Januari 2010.
Acara yang diselenggarakan atas kerjasama antara Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek) ini, merupakan tatap muka Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan para ilmuwan yang tergabung dalam Dewan Riset Nasional, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Masyarakat Ilmiah Indonesia pada umumnya dengan tajuk “Silaturahmi Presiden RI dengan Masyarakat Ilmiah” dan menjadi momen langka yang sangat penting, karena betapa pun masih banyak urusan lain yang tidak kalah pentingnya, namun perkembangan ilmu Pengetahuan dan Teknmologi harus dipikirkan pula oleh Pimpinan Nasional.

Menurut Ketua AIPI, Sangkot Marzuki, dengan terselenggaranya acara ini diharapkan dapat memberikan pemahaman pada para anggota AIPI dan Ilmuwan seluruh Indoensia mengenai visi pengembangan Iptek ke depan. Selain itu juga menjadi kejadian tonggak atau momentum bangkitnya Iptek Indonesia, sebagai tonggak sejarah dengan pertama kalinya presiden RI dari seluruh Presiden-presiden RI sebelumnya, berbicara Visi Iptek Indonesia, didepan anggota AIPI dan Ilmuwan Indonesia pada umumnya. Hal yang sama juga disampaikan Habibie yang mengatakan:” sejak berdirinya AIPI, baru pertama kali Presiden RI berbicara didepan para anggota AIPI dan Para Ilmuwan Nasional”. Selanjutnya : “hanya seorang presiden yang meyakini bahwa peran iptek itu penting dan amat menentukan bagi masa depan bangsanya saja, yang akan mengambil langkah tersebut”. Ujar B.J.Habibie dalam paparannya.
Sedangkan kejadian langka ini, sudah pernah 3 kali dalam kepemerintahan negara AS dengan tiga pimpinan nasionalnya, berbicara didepan anggota AIPI dan para ilmuwan negaranya, seperti Abraham Lincoln, Kennedy dan yang terakhir Presiden Barack Obama. Ketiga pimpinan terebut sadar betul bahwa penguasaan iptek sudah menjadi tonggak kemajuan bangsanya dan prospek dalam peningkatan ekonomi bangsa.
Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia
AIPI yang didirikan berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 1990 merupakan wadah yang bertujuan menghimpun ilmuwan Indonesia terkemuka untuk memberikan pendapat, saran dan pertimbangan atas prakarsa sendiri dan/atau permintaan; mengenai penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan Iptek kepada pemerintah serta masyarakat untuk mencapai tujuan nasional.
Peran AIPI adalah melakukan kajian, memantau, menilai, menyusun arah, dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan Iptek. Sesuai dengan peran tersebut AIPI menerbit buku “ Memorandum AIPI, Prospek Indonesia 2030”. Isi dari buku tersebut hasil telaahan, pengamatan, pandangan, gagasan, dan buah pemikirannya tentang pelbagai masalah penting yang dihadapi tanah air menjelang tahun 2030.
Masukan menarik yang dituliskan didalam buku tersebut adalah: tinjauan pada bidang sistem sosial dan politik yang mencakup perkembangan kehidupan politik yang dijalankan berdasarkan demokrasi yang telah dipijakkan pada multi partai; tinjauan sistem ekonomi pembangunan yang mencakup pembahasan mengenai infrastruktur ekonomi; dan tinjauan pembangunan berbasis pengetahuan, ilmu dan teknologi, yang mencakup pembangunan Indonesia menjelang 2030 serta pola pembangunan yang telah dijalankan. (SS/Humasristek)

0 komentar:

Posting Komentar